Selasa, 11 Juni 2019

Mengukur Kekuatan Tiongkok Alias China: Calon Bos Dunia





Banyak futurolog yang memprediksi bahwa Tiongkok alias China akan menjadi “superpower” baru menggantikan posisi Amerika Serikat. Sehingga dengan ramalan-ramalan seperti ini yang menyebabkan intensitas persaingan tidak langsung antara AS dengan China akhir-akhir ini cukup memanas.

Diselingi berbagai proxy war yang dilakukan kedua negara. Oleh karena itu, menjadi menarik jika dianalisa seberapa kuat Tiongkok atau China tersebut.

Di bidang militer, Institut Penelitian Perdamaian Internasional (SIPRI) yang berpusat di Stockholm, Swedia dalam laporannya menyatakan bahwa Tiongkok menjadi negara terbesar ketiga pengekspor senjata dunia menggantikan posisi Jerman. Selama periode 2010-2014, ekspor senjata Tiongkok meningkat 143% dibanding 5 tahun sebelumnya saat Tiongkok masih berada di peringkat 9 dunia.

Sebanyak 68% senjata buatan Tiongkok diekspor ke Pakistan, Bangladesh dan Myanmar. Tiongkok juga menjadi pemasok utama senjata ke 18 negara di Benua Afrika, dan mayoritas pelanggan senjata Tiongkok merupakan negara-negara yang bertentangan dengan (AS) dan sekutunya. Sementara itu, dalam periode yang sama impor senjata Tiongkok turun 42% dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Menurut SIPRI, negara-negara Asia terus mengembangkan kemampuan militernya, terutama di bidang kelautan.

Tahun 2014, dana pembelanjaan militer Tiongkok meningkat sebesar 12,3% atau US$188 miliar, sedangkan dana pembelanjaan militer Amerika Serikat yang menghabiskan US$640 miliar. Cina memiliki peralatan militer yang lebih banyak dan 2,3 juta personel yang masih aktif. Menurut Global Firepower Index, Tiongkok menempati urutan ketiga kekuatan militer terbesar di dunia setelah Rusia dan AS.

Kekuatan militer China juga menjadi faktor deterrence terkait konflik perbatasan dengan beberapa negara, terbukti pemerintah RRT telah menempatkan rudal balistik Dongfeng-21 di Gunung Baekdu (terletak di perbatasan RRT dan Korea Utara) dan di Provinsi Shandong, RRT dekat Laut Tiongkok Timur, dengan target sasaran Jepang. Dongfeng-21 merupakan rudal darat dengan jarak tempuh 1.700 s.d. 2.100 km, yang dapat menjangkau hingga wilayah Jepang.

Sementara versi terbaru dari rudal tersebut telah dimodifikasi menjadi rudal balistik anti-kapal, dengan jarak tempuh mencapai 3.000 km sehingga dapat menjangkau kapal-kapal induk AS yang berada di Guam. Adapun rudal Dongfeng-21 dapat mengangkut nuklir hingga 200 s.d. 500 kiloton dan memiliki kemampuan untuk merubah jalur terbang sebelum mengenai sasaran. Sehubungan hal ini, RRT diperkirakan memiliki sekitar 50 s.d. 100 rudal Dongfeng-21, dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi Jepang terkait sengketa Kepulauan Senkaku/Diaoyu.

Bidang ekonomi, dari 12 ekonom dari 18 ekonom yang sudah di survey oleh Bloomberg menyebutkan kalau cadangan devisa negara China akan turun dari  US$3 triliun hingga US$4 triliun. Sebanyak 11 ekonom memberikan ketegasan kalau cadangan devisa China tertinggi tercatatkan di 30 Juni 2014, di mana pada saat itu mencapai US$3,99 triliun. Total cadangan devisa China sebesar US$2,65 triliun pada akhir September 2010. Menurut People's Bank of China, kepemilikan mata uang asing naik US$194 miliar. Perdagangan China mencetak surplus dan aliran dana investasi juga menaikkan cadangan devisa, naik 16,5 persen pada akhir September.

Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Pada saat ini China memang memiliki cadangan devisa yang paling banyak. Hingga saat ini China masih berada di peringkat pertama yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters, China semakin menjauh dari Jepang yang berada di urutan ke-2.

Sementara cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2008 hanya US$58,356 miliar. Jepang yang notabene adalah negara paling maju di Asia saja hanya memiliki cadangan devisa sebesar US$996,7 miliar disusul Rusia (US$582,2 miliar), India (US$295,3 miliar), Korsel (US$243,3 miliar). China jauh mengungguli cadangan devisa Amerika Serikat (US$72,5 miliar) dan Inggris (US$72,1 miliar).

Kekuatan ekonomi Tiongkok juga terlihat dari fakta bahwa hingga Juli 2013, jumlah surat utang pemerintah AS yang dipegang China mencapai US$1,28 triliun atau sekitar Rp12.800 triliun dan Jepang memegang US$1,14 triliun atau Rp11.400 triliun.

Tiongkok juga menggunakan kekuatan ekonominya untuk memperkuat ketahanan energi (energy security) mereka ke depan, karena tanpa energi maka tidak ada masa depan. Menurut Blacklight Research, volume impor minyak mentah Tiongkok untuk pertama kalinya melampaui Amerika Serikat (AS). Kondisi ini dinilai sebagai titik kulminasi perubahan aliran minyak global.

Pada April 2015, impor minyak Tiongkok mencapai 7,4 juta barel per hari, sementara AS mengimpor minyak 7,2 juta barel per hari pada bulan yang sama. Peralihan ini menunjukkan bahwa AS berhasil mengurangi ketergantungan impor minyak. Di sisi lain kondisi tersebut dapat menjadi indikator peningkatan kekuatan ekonomi Tiongkok.

Tiongkok sebagai importir minyak terbesar dunia yang akan mempengaruhi kesepakatan dan penentuan harga-harga minyak global. Dengan mengambil alih posisi AS sebagai importir terbesar, Tiongkok telah mengambil alih posisi AS sebagai pengguna terbesar hampir semua komoditas, termasuk batubara, bijih besi, dan hampir semua logam. Implikasinya adalah perubahan pasar dari Barat ke Timur. Tiongkok tidak hanya penting bagi negara-negara Teluk, tetapi negara-negara Teluk juga menjadi jauh lebih penting bagi Tiongkok.

Tidak hanya itu saja, kekuatan ekonomi Tiongkok juga menarik negara lain. Pemerintah Malaka meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama dengan RRT, untuk meningkatkan peluang Malaka dicantumkan dalam peta ekonomi dan perdagangan "Jalur Sutra Maritim Abad-21". Jika Malaka dicantumkan dalam peta tersebut, maka pihaknya dapat mengadakan komunikasi langsung dengan berbagai pelabuhan utama di 40 negara, dan menjadi salah satu pelabuhan penting di dunia.

Kelemahan Tiongkok, Apa Saja?

Sebenarnya, Tiongkok atau China juga masih mempunyai beberapa kelemahan, tidak hanya dalam bidang militer, ekonomi namun juga dalam masalah penegakkan hukum khususnya HAM serta konflik perbatasan dengan beberapa negara. Setidaknya ada beberapa fakta yang menggambarkan kelemahan China antara lain:

Total utang luar negeri pemerintah China diperkirakan bakal menembus US$1 triliun. Sesungguhnya, negeri Tirai Bambu ini mampu menghapus utang-utang tersebut mengingat masih menyimpan cadangan kas sebesar lebih dari US$3 triliun atau sekitar US$29.786,55 triliun. China selama ini bukanlah salah satu negara peminjam utang terbesar bila dibandingkan kewajiban utang luar negeri Amerika Serikat (AS) yang mencapai lebih dari US$17 triliun. Namun total utang China tersebut membengkak akibat penggunaan aliran pasar modal asing di beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, mayoritas sistem persenjataan Tiongkok yang sudah menua, seperti yang dideskripsikan Kyle Mizokami dalam bukunya "War is Boring", membuat kualitas militer Cina ketinggalan dari Jepang. Misalnya, hanya 450 dari 7580 tank milik Tiongkok yang sudah modern dan 502 dari 1321 pesawat tempur udara yang dianggap mampu beroperasi dengan baik, sisanya perbaharuan dari pesawat Soviet tahun 1970-an.

Kelompok HAM "Southern Mongolian Human Rights Information Centre" (SMHRIC) yang berbasis di AS menyatakan, seorang penggembala telah melakukan aksi bunuh diri di depan gedung Pemerintah RRT pada 19 Januari 2015 karena alasan menentang pelanggaran HAM Tiongkok.

RUU Anti Terorisme Tiongkok menyebutkan bahwa otoritas RRT memiliki kewenangan untuk menuduh suatu organisasi, termasuk anggotanya sebagai teroris tanpa proses peradilan. RUU tersebut juga mewajibkan seluruh perusahaan telekomunikasi dan layanan internet untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran bahan-bahan terkait terorisme. Human Rights Watch Tiongkok mendesak Pemerintah Tiongkok untuk merevisi RUU tersebut, karena selain melanggar HAM, juga rentan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau politik.

Sedangkan sengketa perbatasan yang dialami Tiongkok dan sejumlah negara lainnya antara lain Tiongkok atau RRT melakukan reklamasi pulau di Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan suatu ancaman terhadap negara-negara ASEAN, karena dapat membuat negara tersebut bebas melakukan navigasi di perairan itu. Kemenlu RRT menyerukan kepada pihak yang terlibat sengketa wilayah di LTS untuk serius menerapkan “Deklarasi Aksi Para Pihak LTS”, dan kepada pihak yang tidak terkait agar menghentikan segala bentuk provokasi.

Oleh Filipina, tindakan Tiongkok tersebut dinilai sebagai aksi "negara besar" telah menindas "negara kecil". Di lain pihak, AS kembali mengkritisi Tiongkok bahwa aktivitas reklamasi yang dilakukan Tiongkok di dua lokasi baru di sekitar Kepulauan Spratly, Laut Tiongkok Selatan pada awal 2015, merupakan bagian dari upaya militerisasi RRT di Laut Tiongkok Selatan, dan hal itu dapat memicu destabilisasi di kawasan.

Jubir Kemenlu Tiongkok mengecam pernyataan Sekjen ASEAN, Le Luong Minh yang menolak kebijakan Tiongkok menggunakan "nine dashed line" di wilayah Laut Tiongkok Selatan. Pernyataan tersebut mencerminkan bahwa ASEAN tidak netral, terlebih ASEAN bukanlah pihak yang bersengketa langsung, sehingga hal itu berpotensi mengganggu kemitraan ASEAN-Tiongkok, khususnya terkait dukungan Tiongkok terhadap integrasi ekonomi ASEAN.

Namun juga ada beberapa 'tindakan nakal' tang dilakukan Tiongkok atau RRT dalam sengketa perbatasan antara lain kasus pelanggaran wilayah Jepang oleh RRT dan Rusia, akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal Ini ditandai, hingga Desember 2014 pesawat jet tempur Jepang telah mencegah masuknya pesawat secara ilegal dari kedua negara tersebut sebanyak 744 kali (meningkat 32% dibanding tahun sebelumnya).

Meningkatnya kasus pelanggaran tersebut, tidak terlepas dari belum adanya penyelesaian terkait masalah sengketa wilayah antara Jepang-RRT atas Pulau Senkaku/Diaoyu dan Jepang-Rusia atas Kepulauan Kuril. Sementara itu, Jepang membalas 'tindakan nakal' Tiongkok dengan melakukan langkah kerja sama keamanan dengan Filipina dan Vietnam, untuk membendung pengaruh Tiongkok di kawasan. Sinyalemen tersebut didasari dari adanya rencana Jepang memasok kapal-kapal patroli bagi kedua negara tersebut, dan menggelar latihan militer gabungan dengan Filipina pada 2015.

Aktivitas pihak Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan atau Laut Filipina Barat terus menjadi perhatian serius karena peningkatan reklamasi. Menurutnya, pekerjaan reklamasi Tiongkok 'besar-besaran' merupakan sebuah pelanggaran kesepakatan dikalangan negara pengklaim Laut Tiongkok Selatan untuk tidak membangun bangunan baru sampai ditetapkannya kode etik.

Yang pasti, masih cukup sulit menganalisa kekuatan dan kelemahan Tiongkok atau China, karena keterbatasan informasi strategis terkait negara Tirai Bambu ini. Hal ini disebabkan karena Tiongkok mampu melindungi informasi strategisnya terkait negara secara ketat dan baik. Oleh karena itu, kekuatan dan kelemahan Tiongkok atau China masih merupakan misteri, sebab menganalisis Tiongkok dari sumber informasi terbuka saja tidak akan relevan dengan kenyataannya, karena bisa jadi sumber informasi yang ada sekarang ini terkait Tiongkok adalah hasil propaganda negara-negara "lawan" Tiongkok atau bahkan "propaganda abu-abu" yang dilakukan Tiongkok sendiri.



HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA  SURABAYA TIMUR 2 ( RUNGKUT, TENGGILIS MEJOYO, SUKOLILO DAN GUNUNG ANYAR)  1 - 2 Orang    seminggu 2 kali



960.000/bulan




DURASI 80 MINIT HINGGA 90 MENIT


JIKA INGIN MENAMBAH DURASI 120 MENIT HINGGA 150 MENIT AKAN DI KENAKAN BIAYA TAMBAHAN 40%


ANDA BERMINAT LES PRIVAT BAHASA MANDARIN HUBUNGI:


    XL           :      087853300091


 
    PIN BB           :        542D2541



 LINE  :    young_bastian


INSTAGRAM :    HUANGKUNYANG



    XL           :      087853300091


 
    PIN BB           :        542D2541



 LINE  :    young_bastian


INSTAGRAM :    HUANGKUNYANG




Les jam 09.00-13.00 diskon 10% (tidak berlaku untuk hari sabtu dan minggu)


Mahasiswa dan mahasiswi UBAYA, UKP, UC , UKWM dan UNAIR diskon 5 %


Siswa dan siswi NSA, GLORIA, SANTA MARIA DAN MATER AMABILIS diskon 8 %


Siswa dan siswi YPPI DAN SANTA AGNES diskon 10%


Mahasiswa dan mahasiswi HANG TUA, ITS, WIJAYA KUSUMA DAN ISTTS diskon 7 %


Mahasiswa dan mahasiswi UBAYA, UKP, UC , UKWM dan UNAIR JUMLAH MINIMAL 4 ORANG DAN  LES SEMINGGU MINIMAL 4 KALI diskon 10 %


Mahasiswa dan mahasiswi UBAYA, UKP, UC , UKWM dan UNAIR JUMLAH MINIMAL 7 ORANG diskon 15%


KARYAWAN HOTEL BUMI SURABAYA JUMLAH MINIMAL 7 ORANG diskon 15%


Siswa dan siswi YPPI DAN SATA AGNES MINIMAL 9 ORANG diskon 20%


KHUSUS SISWA DAN SISWI XIN ZHONG, MERLION DAN LITTLE SUN  DIKENAKAN BIAYA TAMBAHAN SEBESAR 65% DAN AKAN MENDAPAT DURASI 13O MENIT HINGGA 180 MENIT. WAJIB MENGAMBIL PAKET SEMINGGU 4 KALI ATAU SEMINGGU 3 KALI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar